Tuesday, November 18, 2014

Prinsip-Prinsip Bisnis dan Ritel

“PRINSIP-PRINSIP BISNIS DAN RITEL”

1.      Pengertian Bisnis Ritel dan Bisnis Eceran
2.      Mencari persamaan dan peredaan Bisnis Ritel dan Bisnis Eceran
3.      Menjelaskan peran dan fungsi Bisnis Ritel

>>> PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bisnis Ritel dan Bisnis Eceran
Kata Ritel berasal dari bahasa perancis, ‘retailler’, yang berarti memotong atau memecahkan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Eceran berarti secara satu-satu, sedikit-sedikit atau satu-satu langsung kepada konsumen akhir untuk keperluan konsumen pribadi, keluarga, ataupun rumah tangga dan bukan untuk keperluan bisnis (dijual kembali).
Ritel tidak hanya terbatas pada penjualan barang, seperti sabun, minuman ataupun deterjen, tetapi juga layanan jasa potong rambut,ataupun penyewaan mobil.
Ritel merupakan merupakan salah satu rantai saluran distribusi yang memegang peranan yang penting dalam penyampaian barang dan jasa kepada konsumen akhir. Ritel meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung pada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.
=>> Pengertian Ritel menurut para ahli:
Kotler ( 2003: 535 ) dalam buku Foster (2008:34) mendefinisikan sebagai berikut: “ritel meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung pada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis”.

Sedangkan menurut Berman dan Ervans(2002 : 3) dalam buku Foster (2008:34) pengertian ritel adalah: “ritel adalah tingkat terakhir dari proses distribusi, di dalamnya terdapat aktivitas bisnis dalam penjualan barang atau jasa kepada konsumen”.
Menurut Gilbert, retail adalah “semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi” (2003 : 6).
Dari berbagai pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa ritel adalah segala aktivitas perdagangan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk digunakan sendiri, bukan untuk diperdagangkan lagi.
            Secara garis besar, usaha ritel yang berfokus pada penjualan barang sehari-hari terbagi dua, yaitu usaha ritel tradisional dan usaha ritel modern. Ciri-ciri usaha ritel tradisional adalah sederhana, tempatnya tidak terlalu luas, barang yang dijual tidak terlalu banyak jenisnya, sistem pengelolaan / manajemennya masih sederhana, tidakmenawarkan kenyamanan berbelanja dan masih ada proses tawar-menawar  harga dengan  pedagang, serta produk yang dijual tidak dipajang secara terbuka sehingga pelanggan tidak mengetahui apakah peritel memiliki  barang yang dicari atau tidak.
            Sedangkan usaha ritel modern  adalah sebaliknya, menawarkan tempat  yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya, sistem manajemen terkelola dengan baik, menawarkan kenyamanan berbelanja, harga jual sudah tetap (fixed price) sehingga tidak ada proses tawar-menawar dan adanya sistem swalayan / pelayanan mandiri, serta pemajangan produk pada rak terbuka sehingga pelanggan bisa  melihat, memilih, bahkan mencoba produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.

*) Pengertian Perdagangan Eceran 
Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat penting dalam proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha perdagangan besar dan eceran, sulit produsen menyalurkan barangnya, walaupun beberapa produsen dapat langsung menyalurkan barang kepada konsumen atau ke pengecer, tapi kegiatan tersebut tidak dapat diandalkan dan tidak efisien.
Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen.
Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang atau toko yang kerja utamanya mengencerkan barang. Dalam hal ini harus diingat kata UTAMA di atas. Sebab dalam praktik bisa terjadi seorang pabrikan atau petani produsen menjual langsung barangnya pada konsumen akhir, ini bukan retailer. Juga ada retailer yang menjual barang untuk restoran (restoran bukan konsumen akhir), ini juga bukan pekerjaan retailing. Jadi yang penting disini ialah pekerjaan utama retailing ialah menjual barang pada konsumen akhir.


B.     Persamaan dan Perbedaan Bisnis Ritel dan Bisnis Eceran
Persamaan dan Perbedaan
Bisnis Ritel
Bisnis Eceran
1.      Persamaan
*) Saluran distribusi.
*) Suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir bukan untuk keperluan bisnis (dijual kembali).
1.      Persamaan
*) Saluran distribusi.
*) Suatu kegiatan menjual barang   dan jasa kepada konsumen akhir bukan untuk keperluan bisnis (dijual kembali).

2.      Perbedaan
*) Tidak memerlukan banyak perantara, yaitu: Produsen
                     Pengecer           Konsumen Akhir.
2.   Perbedaan
*) Memerlukan banyak perantara, yaitu:
Produsen              Agen            Grosir 
Pengecer              Konsumen Akhir. 

C.   Peran dan Fungsi Bisnis Ritel
1.      Peran Usaha Ritel
            Produsen menjual produknya kepada grosir (wholesaler). Kemudian grosir menjualnya kepada pedagang eceran / ritel ( pengecer / peritel). Pengecer  / peritel adalah orang-orang atau toko yang kegiatan utamanya mengecerkan barang. Mereka menjual barang pada konsumen akhir. Pemasaran ritel ini sangat penting artinya bagi produsen karena melalui usaha  ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenai produknya. Produsen dapat mewawancarai peritel mengenai pendapat konsumen mengenai bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya. Selain itu juga dapat diketahui mengenai kondisi perusahaan pesaing. Produsen dan peritel dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Produsen dapat memasang iklan, mengadakan undian, atau memberi hadiah kepada konsumen melalui toko-toko peritel. Kadang kala ada produsen  yang langsung memberikan bonus kepada peritel.
     Usaha ritel memberikan kebutuhan ekonomis bagi pelanggan melalui lima cara, antara lain :
1.      Memberikan suplai / pasokan barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan konsumen/pelanggan dengan sedikit atau tanpa penundaan. Usaha ritel biasanya berlokasi didekat rumah pelanggan, sehingga pelanggan bisa dengan segera mendapatkan suatu produk tanpa perlu menunggu lama.
2.      Memudahkan konsumen/pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta  jasa yang ditawarkan. Pelanggan mungkin hanya ingin lebih dari sekedar mendapatkan barang yang diinginkan pada tempat yang nyaman. Mereka hampir ingin selalu belanja di mana bisa mendapatkan kemudahan memilih, membandingkan kualitas, bentuk, dan harga dari produk yang diinginkan. Dalam menarik dan memuaskan pelanggan, para peritel biasanya akan berusaha menciptakan suasana belanja yang nyaman.
3.      Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan.
4.      Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat. Produk yang dijual dalam usaha ritel, tergantung pada apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat. Upaya promosi yang dilakukan, tidak hanya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beragam produk barang dan jasa, tetapi juga dapat meningkatkan keinginan pelanggan untuk membeli. Hasil akhirnya adalah peningkatan standar hidup dan penjualan produk.
5.      Adanya usaha ritel juga memungkinkan dilakukannya produksi besar-besaran (produksi massal). Produksi massal tidak akan dapat dilakukan tanpa sistem pengecer yang efektif dalam mendistribusikan produk yang dibuat secara massal bagi pelanggan.
                  Peran ritel dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan, yaitu sebagai pihak akhir (final link) dalam suatu rantai produksi, yang dimulai dari pengolahan bahan baku, sampai dengan distribusi barang (dan jasa ) ke konsumen akhir.

2.     Fungsi Usaha Ritel
              Fungsi usaha ritel dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan antara lain :
1.      Melakukan kegiatan usahanya di lokasi yang nyaman dan mudah di akses pelanggan, seperti di sekitar rumah-rumah penduduk,
2.      Memberikan beragam produk sehingga memungkinkan pelanggan bisa memilih produk yang diinginkan,
3.       Membagi produk yang besar sehingga dapat dijual dalam kemasan/ukuran yang kecil,
4.      Mengubah produk menjadi bentuk yang lebih menarik. Adakalanya untuk meningkatkan penjualan, peritel menggunakan promosi beli satu gratis satu. Dalam hal ini, produk dikemas secara menarik sehingga pelanggan tertarik untuk
5.      Menyimpan produk agar tetap tersedia pada harga yang relatif tetap,
6.      Membantu terjadinya perubahan (perpindahan) kepemilikan barang, dari produsen ke konsumen,
7.      Mengakibatkann perpindahan barang melalui sistem distribusi,
8.      Memberikan informasi, tidak hanya ke pelanggan, tapi juga ke pemasok,
9.      Memberikan jaminan produk, layanan purna jual, dan turut menangani keluhan pelanggan,
Memberikan fasilitas kredit dan sewa. Contohnya, jasa penyewaan mobil yang kegiatan usahanya menyewakan mobil, atau toko kmoputer yang menyediakan fasilitas pembelian komputer jinjing (laptop) secara kredit.

6 comments: